Friday, December 3, 2010

Poems for Woman : Don't Give Too Much to A Loser

Satu hal yang paling membuat energi saya seperti terhisap habis seketika adalah kalau membaca berita atau mendengar curhatan orang tentang kekerasan domestik yang dialaminya. Mereka jadi lemah, hatinya lumpuh, kepercayaan dirinya hancur, menyalahkan diri sendiri, dan tidak tahu harus kemana dan harus berbuat apa.

"Lalu saya harus bagaimana?" begitu pertanyaan yang kerap muncul.

Mereka sebenarnya tahu bahwa kekerasan yang mereka alami tidak seharusnya terjadi, dan mereka tahu bahwa seharusnya mereka berani mengambil tindakan supaya kekerasan itu tidak berulang.

Tapi mereka tetap berharap suatu ketika pasangannya akan berubah sikap. Mereka berharap, jika menikah maka kekerasan yang mereka alami semasa pacaran akan sirna, digantikan oleh kekuatan cinta maha dahsyat. Mereka berharap, suami mereka akan berubah jika mereka bertahan dan tetap menunjukkan sikap lemah-lembut, tanpa perlawanan, tanpa protes. Berharap bahwa pasangannya akan mampu melihat ketulusan dan pengorbanan mereka, mampu melihat hati mereka yang seluas samudra. Mereka rela mengorbankan semuanya, bahkan keselamatan dirinya sendiri demi menunjukkan cinta. Dan kadang sampai berpikir kalaupun mereka mati, it's worth it karena pasangannya akan menunjukkan penyesalan tiada tara dan setiap hari akan mengirimi bunga ke pusaranya.